Jumat, 26 Desember 2014

Perangkap-Perangkap Teori Ketergantungan

Perangkap-Perangkap Teori Ketergantungan

            Terdapat adanya sejumlah indicator sebagai salah satu masukan penting dalam analisis timbulnya kendala pembangunan, baik karena factor internal maupun factor eksternal. Factor internal dan eksternal yang dianggap cukup potensial sebgai studi penelaahan adalah variable pengaruh dari suatu hubungan perkaitan unsure actor domestic dan internasional sebagai penyebab dan pada saatnya menimbulkan ketergantungan dan keterbelakangan. Banyak Negara yang tergantung pada bantuan luar negeri, karena sebagian besar biaya pembangunan nasionalnya bersumber dari dan luar negeri dan investasi berbagai perusahaan multinasional. Persoalan demikian terjadi akibat pola interaksi masyarakat dunia yang bersifat global tetapi tidak seimbang di antara masing-masing pihak. Dengan demikian sifat globalisasi pada aspek-aspek tertentu dapat pula mengakibatkan timbulnya bentuk-bentuk ketergantungan dan keterbelakangan di belahan-belahan dunia lainnya.

Akibat logis dan ketergantungan tersebut ialah terjadinya suatu rangkaian kebutuhan-kebutuhan internasional atau tiap-tiap Negara yang tidak dapat dipenuhi sendiri oleh Negara yang bersangkutan. Masing-masing Negara terpaksa meminta bantuan ke pihak lain sesuai dengan kebutuhan itu. Hanya saja kadang-kadang ada usaha sebagian Negara yang sengaja menciptakan ketergantungan agar Negara yang bersangkutan bebas mengamankan berbagai kepentingannya sekalipun harus mengeksploitasi Negara-negara lain. Maslah inilah yang membuat ketergantungan terus saja berlangsung tanpa batas kapan berakhirnya.

            Timbulnya ketergantungan itu biasanya disebabkan oleh beberapa factor, antara lain:
1.      Adanya kebutuhan yang harus dipenuhi, tetapi tidak dapat dipenuhi sendiri
2.      Akibat dari suatu usaha kerja sama yang bersifat berat sebelah (tidak seimbang), dan
3.      Akibat dari tindakan yang disengaja oleh salah satu pihak atau unit politik yang memiliki sumberdaya/ kapabilitas kuat untuk kepentingan-kepentingan ekonomis, politik dan strategis meskipun merugikan pihak lain.  

Suatu Negara membutuhkan ikatan-ikatan dengan Negara-negara lain untuk peningkatan kesejahteraannya. Ini juga akibat realitas-realitas dalam perdagangan internasional, ikatan-ikatan saling ketergantungan itu diciptakan sendiri sebagai suatu pilihan yang dianggap lebih baik dari pada ikatan ketergantungan. Dari beberapa teori dan konsep mengenai ketergantungan, saling ketergantungan tersebut dapat dikatan berkaitan sangat erat dengan proses pembangunan atau pertumbuhan Negara-negara.

Telaah historis juga membuktikan, bahwa situasi keterbelakangan dan ketergantungan bersumber pada hubungan antara masyarakat pusat dan pinggiran. Berdasarkan mata rantai huibungan antara pusat dan pinggiran itu, suatu ilustrasi tentang ketergantungan ekonomi mengisyaratkan bahwa terdapat hubungan-hubungan di antara-kelas-kelas, Negara-negara dan perusahaan-perusahaan local dengan perusahaan-perusahaan asing, analisis-analisis kelompok-kelompok social politik local dan asing (mitra internasionalnyua). Sebagian kelas atau kelompok local mempertahankan ikatan-ikatan ketergantungan, memperkokoh kepentingan-kepentingan ekonomi dan politik asing. Sementara yang lain mencoba menentang dipertahankannya pola ketergantungan tertentu. Dengan demikian ketergantungan tidak hanya memperoleh ekspresi intern, tetapi juga memperoleh sifatnya yang sejati secara structural merupakan suatu mata rantai dengan dunia luar.

Teori ketergantungan mula-mulanya dicanangkan oleh Paul Baran yang bermula dari pengamatannya tentang terjadinya keterbelakangan ndi Negara-negara sedang berkembang. Ketergantungan ini terjadi akibat hubungan yang tidak serasi antara Negara-negara industry maju yang kaya di pusat, dengan negaranegara berkembang yang dikenal dengan nama pinggiran. Teori ini dapat disebut sebagai suatu pendekatan karena menjadi titik tolak baru pemikiran-pemikiran oposisi terhadap kapitalisme. Kemudian teori ini dikatakan sebagai teori karena memiliki fungsi teori yang disebut oleh Fernando Henrique Cardoso, dalam tulisannya “The Consumption of Dependendy Theory in the Us” (1976), sebagai instrument yang bermanfaat untuk mengantisipasi tangatangan atau kendala perekonomian Amerika Latin yang dieksploitasi.

Dominasi perekonomian dunia oleh negara-negara pusat (core) dan rekayasa eksploitasi yang dilakukan oleh mereka yang pada akhirnya  justru menjadikan  negara-negara pinggiran ini semakin tergantung kepada negara pusat. Teori memberikan peringatan  bahwa interaksi antara negara maju dan miskin pada satu sisi menguntungkan tetapi disisi lain  ternyata juga membawa efek ketergantungan  yang pada masa-masa sebelumnya  belum pernah terfikir.

Teori ini juga menjelaskan kemampuan suatu perekonomian yang terbelakang  (underdeveloped) sangat susah  untuk mencapai perekonomian yang modern. Menurut teori ini  keadaan tersebut disebabkan karena adanya perangkap ketergantungan  dan  dominasi dari perekonomian yang telah maju.  Masyarakat yang berdiam di wilayah  perekonomian yang underdeveloped telah kehilangan kemandiriannya  dan menjadi kawasan pinggiran  dari wilayah-wilayah  yang telah maju  perekonomiannya. Contoh yang paling  sering dikemukakan ialah hubungan negara-negara kawasan utara dunia (negara-negara maju) dengan kawasan selatan  (negara-negara sedang berkembang). 

SUMBER
Yanuar Ikbar. 1995. Ekonomi Politik Internasional. Bandung: Angkasa.
http://2frameit.blogspot.com/2011/05/teori-ketergantungan-dependencia.html?m=1

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Ardi Helmi Putra. Diberdayakan oleh Blogger.